Puisi Meriang
Meriang
Karya: Satria Panji Elfalah
Meriang, panas dingin ragaku ..
Tak sehisap pun tembakau yang kucumbu ..
Tak seseruput pun kopi yang kurayu ..
Hanya ada antibiotik dan obat lainnya yang tergolek di atas mejaku ..
Hidung pun tak mampu menjajaki aroma ..
Lidah kelu, pahit tiada rasa ..
Ingus naik turun dari rongga hidung ..
Terbatuk-batuk dalam genangan dahak di tenggorokan yang menggantung ..
Ah, aku tak bisa menjilat kopiku ..
Tak bisa pula bermanja bersama tembakau ..
Gitarku pun memandangku dengan tatapan sendu ..
Meriang, panas dingin ragaku ..
Uhuk, uhuk, batuk yang tak kunjung usai ..
Meski telah kumuntahkan dahaknya tiap pagi ..
Menggigil di siang bolong, berkeringat di malam gulita ..
Mulai lelah rasanya raga ini untuk terus berbaring saja ..
Tuhan, berilah kesembuhan pada hambamu ini yang gulana ..
Aku ingin kembali bersajak bersama lembayung senja ..
Aku ingin kembali menguntai kepingan jelaga bersama si seksi dalam cangkir, Monalisa ..
Aku ingin kembali meronce serpihan sajak bersama tembakau nusantara ..
Serang, 3 November 2016
0 Response to "Puisi Meriang"
Post a Comment